Hormat Kepada Guru
Kita mungkin akan sedikit
tercengang kala melihat foto 'tempo doeloe' yang nyentrik ini. Foto yang sangat
langka. Foto yang terlihat di artikel ini adalah foto yang
ditemukan di arsip nasional Belanda. Gambar ini diambil kurang lebih
sekitar tahun 1880-1910 di daerah Jawa, berupa cerminan adab kesopanan dan interaksi
antara pelajar dan gurunya (di zaman penjajahan Belanda). Kita
cukup memaklumi kalau penghormatan yang diperlihatkan oleh pelajar terhadap
gurunya di foto tersebut adalah 'produk zaman' itu. Kita tidak punya kekuatan
untuk mengubah kondisi di zaman itu. Zaman itu sudah lewat. Kita bisa
memperbaiki 'caranya' di zaman ini dengan cara yang lebih proporsional.
Namun foto ini sangat menarik sebagai bahan renungan bagi kita bersama
mengingat sebagian pelajar masa kini disinyalir sedang
mengalami krisis moral dan kurang menghormati sosok guru.
APAKAH GURU HARUS DIHORMATI? Jawabnya, YA.
Jangankan kepada guru, kepada orang yang lebih muda sekali pun kita wajib
menghormatinya. APAKAH GURU HARUS DIPATUHI? Bisa YA, bisa TIDAK. Tergantung apakah yang
dipatuhi itu baik dan benar, atau tidak. Katanya zaman sudah berubah. Oke. Kita
tidak perlu melakukan seperti yang dilakukan anak-anak dalam foto tersebut pada
gurunya. Namun prinsip dasar yang harus diemban adalah, guru bertindak sebagai
pendidik. Ia seorang edukator. Penghormatan yang guru harapkan bukanlah
penghormatan yang 'membabi buta'. Pokoknya murid harus hormat. Titik. Pokoknya
siswa harus patuh. Titik. Menjadi seorang edukator bukan berarti kita harus
mendidik dengan memaksakan kehendak kita sebagai seorang guru, apalagi mendikte
segala sesuatunya agar peserta didik menjadi patuh 100%. Tidak. Ada banyak
ruang untuk diskusi, pelatihan, pembinaan, bimbingan dan evaluasi, agar hasil
bersama yang diinginkan bisa tercapai. Itulah mengapa definisi edukator itu lebih kepada seorang yang berhasil mengeluarkan
potensi peserta didik agar kemampuan dan potensi terbaik mereka tersebut bisa
terasah dan terkelola secara maksimal. Suatu saat, peserta didik
dapat MEMPERSEMBAHKAN POTENSI TERBAIK DARI DIRINYA dengan penuh percaya diri
serta berhasil menjadi orang yang mandiri karenanya.
Di
atas segalanya, tanpa harus diingatkan, seorang murid yang telah berhasil (baca:
sukses) lewat didikan 'tangan dingin' guru pasti akan selalu mengingat jasa
guru-gurunya di sepanjang hayatnya dan penghormatannya kepada gurunya akan
senantiasa diwujudkannya dengan selalu mengimplementasikan apa yang telah
mereka dapatkan dari gurunya. Inilah sebenarnya 'imbalan' (baca: penghormatan)
terbesar bagi guru, yakni APA YANG TELAH GURU AJARKAN AKAN MENJADI 'AMAL
JARIYAH', YAITU AMAL YANG TERUS MENGALIR, bahkan AKAN TETAP MENGALIR SAMPAI
HAYAT TAK LAGI DIKANDUNG BADAN. Semoga.*
(WONN)
*Foto diambil dari Group
Ikatan Guru Indonesia (IGI)
Comments
Post a Comment