Saat-Saat Tertawa Bersama Ayah



Ayah, kau yang tegar dan kokoh
kini tlah menuai benih-benih kehidupan
Berharap dirimu dipenuhi kebijaksanaan yang mumpuni
‘tuk dipertanggungjawabkan di suatu hari kelak

Ayah, lihatlah setiap helai rambutmu yang telah berubah warna,
dan anak-anakmu yang telah meninggalkan masa kanak-kanaknya
Semua rekaman hidupmu yang penuh makna
pasti selalu kan terkenang

Ayah, aku juga pasti kan selalu mengingat kasih sayangmu
yang teramat besar padaku
Aku juga takkan pernah bisa melupakan saat-saat ceria masa kecil
: duduk riang di pangkuanmu dan kita kan menertawakan setiap lelucon
yang kau lontarkan untukku
Bahagia dan lucunya momen-momen itu

Ayah, aku tahu pasti tentang kelembutan hatimu
yang terkadang kau sembunyikan
Aku juga tahu pasti betapa tegasnya dirimu,
tak lain karena kekhawatiranmu yang sangat
pada gemuruhnya ombak kehidupan
yang mungkin anak-anakmu kan hadapi

Ayah, bagaimana aku dapat melupakan
semua kenangan saat-saat bersamamu?
Mengingat masa-masa kau menuntunku,
mengeja bait demi bait kehidupan

Ayah, tetaplah tersenyum
Senyummu adalah kebahagiaan terbesarku
Ayah, bukakanlah pintu maafmu selalu
Doa-doamu adalah mutiara terbesarku,
yang takkan pernah setara dengan doa-doa
yang kupanjatkan untukmu

Terima kasih, Ayah…
Aku bangga menjadi anakmu…

Jakarta, 3 April 2013
Puisi oleh: Ms. Ningrum

Comments

Popular posts from this blog

The Importance of Reading: Japanese Reading Habits