Memetakan Potensi Emas Anak Dengan Konsep 9 Kecerdasan Ganda


Seorang ahli riset dari Amerika, Dr. Howard Gardner, mengembangkan 9 konsep kecerdasan yang dikenal dengan “Multiple Intelligence” yang artinya kecerdasan ganda.


Yang dimaksud dengan “Kecerdasan” dalam konteks Multiple Intelligence adalah kemampuan yang bagus bukan hanya pada bidang-bidang yang bersifat akademis saja, melainkan pada semua bidang kehidupan karena pada dasarnya setiap anak di rancang oleh Tuhan-Nya untuk mengisi berbagai bidang kehidupan yang berbeda dan bahkan spesifik yang menjadi keunggulannya. Hal ini tidak terbatas hanya pada bidang/profesi yang sebagian besar kita kenal selama ini, yakni dokter, insinyur, pilot, presiden, dsb, melainkan jauh lebih luas lagi. Itulah sebabnya mengapa dalam satu keluarga kita seringkali mendapati anggota keluarga yang cenderung berbeda-beda dalam banyak hal, termasuk bidang-bidang yang diminatinya.

Pada saat konsep ini mulai diperkenalkan di Amerika pada tahun 90-an, efeknya telah dirasakan bahwa banyak anak di negara maju yang pada akhirnya memilih bidang yang sangat bervariasi, spesifik, dan yang menjadi keunggulannya, sehingga mereka menjadi orang yang sangat ahli dan bisa berkiprah di negara mana saja karena kualifikasinya sudah berada pada standar internasional. Lihatlah betapa orang-orang di negara maju begitu unggul mulai dari bidang olahraga, sains, sosial, ekonomi, seni dan sebagainya. Sementara tanpa konsep Multiple Intelligence (9 kecerdasan ganda), biasanya para orangtua cenderung mengarahkan anak mereka pada bidang-bidang tertentu yang dianggap bisa memberi kecukupan finansial.

Konsep Multiple Intelligence memandang bahwa kecukupan financial bukanlah tujuan, melainkan efek dari profesi yang tepat dari keahlian terbaik yang dimiliki seorang anak. Siapa pun dengan profesi apa pun apabila dia menjadi orang yang terbaik di bidangnya, maka secara otomatis akan mendapatkan efek finansial yang sangat baik bagi diri dan profesinya.
 Jadi konsep Multiple Intelligence adalah untuk membantu anak memetakan potensi emas dalam dirinya dan menemukan bidang yang sangat diminatinya serta mendukungnya untuk menjadi yang terbaik pada bidang tersebut.

Inilah 9 macam potensi kecerdasan ganda (Multiple Intelligence) dalam diri manusia:

1.     Kecerdasan Verbal/Linguistik

Kecerdasan verbal/linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan. Contohnya pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, orator. Tokoh terkenal seperti: Sukarno, Paus Yohanes Paulus II, Winston Churhill.

Ciri-ciri:
1. Senang bermain dengan kata-kata, menikmati puisi, suka mendengarkan cerita.
2. Membaca apa saja; buku, majalah, surat kabar dan bahkan label produk.
3. Merasa mudah dan percaya diri mengekspresikan diri, baik secara lisan maupun tulisan. Contohnya, pintar dalam berkomunikasi dan pintar dalam menceritakan atau menulis mengenai sesuatu hal.
4. Suka membumbui percakapan dengan hal-hal menarik yang baru saja dibaca atau didengar.
5. Suka mengerjakan teka-teki silang, bermain scrable atau bermain puzzle.
6. Dapat mengeja dengan sangat baik, dll.
                                
2.     Kecerdasan Logik-Matematik

Kecerdasan logik-matematik ialah kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah. Ia mampu memikirkan dan menyusun solusi (jalan keluar) dengan urutan yang logis (masuk akal). Contohnya matematikus, programer, logikus. Tokoh terkenal seperti: Albert Einstein (ahli fisika), BJ Habibie (ahli pesawat).

Ciri-ciri:
1. Senang bekerja dengan angka dan dapat melakukan perhitungan mental (mencongak).
2. Tertarik dengan kemajuan teknologi dan gemar melakukan percobaan untuk melihat cara kerja sesuatu hal.
3. Merasa mudah melakukan perencanaan keuangan, menetapkan target dalam bentuk angka dalam bisnis dan juga dalam hidup.
4. Senang menyiapkan jadwal perjalanan secara terperinci. Sering menyiapkan, memberi nomor dan menetapkan suatu daftar kerja (to-do-list).
5. Senang dengan permainan, puzzle atau sesuatu yang membutuhkan kemampuan berpikir logis dan statistik, seperti permainan cheker atau catur, dll.

3.     Kecerdasan Visual dan Spasial

Kecerdasan visual dan spasial adalah kemampuan untuk melihat dan mengamati dunia visual dan spasial secara akurat (cermat). Contohnya pemburu, arsitek, dekorator. Tokoh terkenal seperti Sidharta (pemahat), Pablo Pacasso (pelukis).

Ciri-ciri:
1. Menyukai seni, menikmati lukisan dan patung. Memiliki cita rasa yang baik akan warna.
2. Cenderung menyukai pencatatan secara visual dengan menggunakan kamera atau handycam.
3. Bisa menulis dengan cepat saat sedang mencatat atau berpikir mengenai sesuatu. Dapat menggambar dengan cukup baik.
4. Merasa mudah membaca peta atau melakukan navigasi. Memiliki kemampuan mengerti arah yang baik.
5. Menikmati permainan seperti puzzle, dll.

4.     Kecerdasan Musik

Kecerdasan musik adalah kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan, mengarang, membentuk dan mengekspresikan bentuk-bentuk musik. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ritme, melodi dan timbre dari musik yang didengar. Contohnya komponis. Tokoh terkenal seperti Beethoven, Mozart, Bach, Chopin.

Ciri-ciri:
1. Dapat memainkan alat musik.
2. Dapat menyanyi sesuai dengan tinggi rendahnya kunci nada.
3. Biasanya dapat mengingat sebuah irama hanya dengan mendengarkan beberapa kali saja.
4. Sering mendengarkan musik. Bahkan kadangkala menghadiri konser musik. Suka --bahkan butuh--mendengarkan lagu sambil belajar/bekerja.
5. Mengikuti irama musik dengan baik dan tanpa sadar mengetuk-ngetukkan jari-jemari mengikuti irama lagu itu, dll.

5.     Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal ialah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Kemampuan yang menonjol dalam berelasi dan berkomunikasi dengan berbagai orang.
Contohnya komunikator, fasilitator. Tokoh terkenal Mahatma Gandhi (tokoh perdamaian India), Ibu Teresa (Pejuang kaum miskin).

Ciri-ciri:
1. Senang bekerja sama dengan orang lain dalam suatu kelompok atau komite.
2. Lebih suka belajar kelompok dari pada belajar sendiri.
3. Sering dimintai nasihat.
4. Punya sifat simpati dan empati.
5. Lebih suka team sport seperti basket, softball, sepak bola daripada individual seperti renang, lari, dll.

6.     Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri. Dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Mampu memotivasi diri sendiri dan melakukan disiplin diri. Mereka mudah berkonsentrasi dengan baik, suka bekerja sendiri dan cenderung pendiam.
Contohnya para pendoa batin.

Ciri-ciri:
1. Memiliki buku harian untuk mencatat pikiran yang sangat dalam dan pribadi.
2. Sering menyendiri untuk memikirkan dan memecahkan masalah sendiri.
3. Selalu bisa menetapkan tujuan/goals yang ingin dicapai.
4. Seorang pemikir independen (mandiri). Tahu pikiran sendiri dan bisa memutuskan sendiri segala keputusan yang akan diambil.
5. Mempunyai hobi atau kesenangan yang bersifat pribadi yang tidak banyak dibagikan atau diungkapkan kepada orang lain, dll.

7.     Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan kinestetik ialah kemampuan dalam menggunakan tubuh secara terampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran dan perasaan. Contohnya aktor, atlet, penari, ahli bedah. Tokoh terkenal seperti: Charlie Chaplin (pemain pantomim yang ulung), Steven Seagal (aktor).

Ciri-ciri:
1. Gemar berolahraga atau melakukan kegiatan fisik.
2. Cakap dalam melakukan sesuatu seorang diri.
3. Senang memikirkan persoalan sambil aktif dalam kegiatan fisik seperti berjalan atau lari.
4. Tidak keberatan jika diminta untuk menari.
5. Setiap kali pergi ke pusat hiburan atau permainan, senang dengan permainan yang sangat menantang dan “mengerikan” secara fisik, seperti jet coaster, dll.

8.     Kecerdasan Naturalis

Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengenali, membedakan, mengungkapkan dan membuat kategori terhadap apa yang dijumpai di alam maupun lingkungan. Tokoh terkenal: Charles Darwin.

Ciri-ciri:
1. Senang memelihara atau menyukai hewan dan/atau tumbuhan.
2. Dapat mengenali dan membedakan nama berbagai jenis pohon, bunga dan tanaman.
3. Tertarik dan memilki pengetahuan yang cukup mengenai bagaimana tubuh bekerja --di mana letak organ tubuh yang penting--dan mengerti akan kesehatan.
4. Tahu jalur atau jalan setapak, sarang burung dan hewan liar lainnya saat berjalan di alam dan bisa “membaca” cuaca.
5. Dapat membayangkan diri sebagai seorang petani atau mungkin suka memancing, dll.

9.   Kecerdasan Eksistensial

Kecerdasan eksistensial adalah kemampuan yang menyangkut kepekaan dan kemampuan untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam tentang keberadaan atau eksistensi manusia. Contohnya, persoalan mengapa ada dan apa makna hidup ini.
Tokoh terkenal seperti: Plato, Sokrates, Thomas Aquina.

Jadi, dari kesembilan konsep kecerdasan tersebut di atas, manakah yang menjadi keunggulan Anda atau anak Anda dan mana yang belum digunakan secara maksimal?

Proses penggalian dan pemetaan potensi anak ini akan dimulai dengan mengetahui bidang-bidang apa yang menjadi minat terbesar anak. Memang benar dalam usia dini seorang anak cenderung berpindah dan berganti-ganti minat, namun jika kita sabar dan telaten untuk mencatat dan membimbingnya, maka lambat laun kita akan menemukan minat yang benar-benar konsisten yang ditunjukan anak. Penemuan minat terbesar ini merupakan titik kunci dan akan kita uji dengan bakat yang dimikinya. Artinya, apabila anak meminati suatu bidang, apakah ia juga cepat sekali menguasai bidang yang diminatinya tersebut? Jika kedua hal tersebut saling melengkapi, maka itulah yang dimaksud sebagai potensi dasar anak yang siap dikembangkan untuk menjadi profesinya kelak. Baru setelah itu orangtua bisa menentukan langkah strategis, jalur pendidikan apakah yang paling cocok yang bisa ditempuh untuk menjadikan anaknya menjadi seorang yang terbaik di bidang tersebut.

Proses pencarian ini akan sangat berbeda antara satu anak dengan lainnya. Ini bisa memakan waktu mulai 1 tahun hingga 12 tahun. Tergantung pada banyaknya stimulasi yang diberikan orangtuanya. Tapi jika kita sudah menemukannya, maka segeralah kita memutuskan untuk mengambil jalur pendidikan yang tepat.

Salah satu contoh konkret di Indonesia adalah Kevin Suherman, putera dari Priyatna Suherman. Pada usia 6 tahun, Kevin sudah menunjukkan minatnya yang besar pada bidang seni musik klasik. Dan Priyatna Suherman dengan berani memfasilitasi Kevin untuk hanya fokus mempelajari musik klasik dengan piano. Dalam usia 12 tahun, Kevin sudah menjadi Pianis Cilik Kelas Dunia yang berhasil memegang Rekor Muri, memainkan 30 lagu klasik tanpa partitur. Dan kini Kevin mendapatkan Beasiswa Penuh dari Pemerintah Australia untuk melanjutkan sekolah Bahasa dan Musik di negeri Kanguru tersebut.

Demikian juga yang terjadi pada Maria Sharapova, petenis puteri dunia. Maria yang pada waktu itu masih berusia 6 tahun dan tinggal di Rusia, tanpa sengaja suatu ketika Martina Navratilova (mantan petenis dunia) berkunjung ke sekolahnya dan melihat bakat yang luar biasa pada Maria Sharapova ketika ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Kemudian Martina menawarkan orangtuanya untuk diijinkan membawa Maria Sharapova melanjutkan sekolahnya di sekolah Tenis Bollitary di Amerika Serikat. Singkat cerita, Maria Sharapova bersekolah di AS, dan pada usia 15 tahun Maria Sharapova sudah menjadi Juara Tennis Japan Open dan pada usia 17 tahun berhasil menjadi Juara Tennis Wimbledon.*



Comments

Popular posts from this blog

The Importance of Reading: Japanese Reading Habits

Saat-Saat Tertawa Bersama Ayah