Menjadi Orangtua Profesional
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhebIgIWKQUniLJ4395HKw3QTM_UnHrYususX4SQWvftEtA3seaM_HX5ddWUHPxqDUTTeGEpJ1tGX7j3D7bS9DLBNhNhkIOfdGRO-p666yEweJwD4aWD3RKgt0s_-IgkuEKlSc1_dvw58wN/s400/images+%252810%2529.jpg)
Apakah
menjadi orangtua itu adalah sebuah profesi? Ya. Meskipun kita belum
sering mendengar ada istilah seperti itu, namun menjadi orangtua yang profesional
itu wajib! Mengapa? Coba bayangkan, menjadi orangtua itu adalah sebuah amanah yang
sangat besar dari Sang Maha Kuasa; sebuah amanah yang tidak main-main!
Untuk
pemahaman awal, menjadi orangtua profesional itu hampir sama dengan menjadi seorang
dokter atau akuntan; seorang yang bekerja secara profesional di bidangnya. Jika
seorang dokter dan seorang akuntan perlu 'background' pendidikan formal dan khusus
untuk bekerja secara profesional, maka sama halnya dengan menjadi orangtua profesional.
Namun perlu diingat, menjadi orangtua profesional itu tidak ada sekolahnya. Meskipun
saat ini belum ada pendidikan formal menjadi orangtua profesional, kita semua DITUNTUT
UNTUK MENGUASAI ILMU tentang bagaimana menjadi orangtua yang profesional itu,
yakni sebuah ilmu yang bernama PARENTING
(ilmu tentang menjadi orangtua yakni dengan cara mengasuh/mendidik anak dengan
baik dan benar--sejak dari dalam kandungan sampai menginjak usia dewasa).
Karena
ilmu parenting ini belum menjadi
kurikulum pokok di sekolah-sekolah atau di kampus-kampus di Indonesia, ilmu ini
bisa didapatkan melalui jalur nonformal maupun informal, seperti kursus/seminar
oleh lembaga yang punya ‘interest’ untuk mendidik para calon orangtua maupun
bagi para orangtua yang ingin mempelajari dan memperdalam ilmu ini, lewat
penyuluhan di lingkungan masyarakat, atau di tempat-tempat ibadah, atau melalui
berbagai training dan ceramah. Bisa juga didapat dengan belajar sendiri, yakni
dengan membaca buku-buku tentang parenting
atau mendengarkan CD/VCD yang tersedia banyak di toko buku sekarang ini. Hal
ini bisa dimulai dari topik pendidikan anak dan psikologi anak atau metode
pendidikan anak yang berperspektif keagamaan, dan sebagainya.
Hal yang menggembirakan lainnya adalah belakangan ini ada kabar bahwa Bunda Neno Warisman, seorang pemerhati ilmu parenting dan penggerak pendidikan anak usia dini, telah berinisiatif mengajukan ke pemerintah agar ilmu parenting ini dimasukkan ke jenjang pendidikan formal. Ada juga beberapa sekolah yang sudah mulai menerapkan program school parenting yang bertujuan untuk membina kerjasama antara orangtua dan sekolah agar orangtua dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak di sekolah, memberikan pengetahuan kepada orangtua bagaimana cara mendidik anak dan sebaliknya sekolah bisa mengetahui pola pendidikan anak di rumah.
Hal yang menggembirakan lainnya adalah belakangan ini ada kabar bahwa Bunda Neno Warisman, seorang pemerhati ilmu parenting dan penggerak pendidikan anak usia dini, telah berinisiatif mengajukan ke pemerintah agar ilmu parenting ini dimasukkan ke jenjang pendidikan formal. Ada juga beberapa sekolah yang sudah mulai menerapkan program school parenting yang bertujuan untuk membina kerjasama antara orangtua dan sekolah agar orangtua dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak di sekolah, memberikan pengetahuan kepada orangtua bagaimana cara mendidik anak dan sebaliknya sekolah bisa mengetahui pola pendidikan anak di rumah.
Menjadi
orangtua profesional juga dikaitkan dengan PEMBAGIAN WAKTU SECARA PROFESIONAL yang
disediakan untuk anak. Yang perlu kita sesali, terkadang orangtua hanya bisa
memberikan 'WAKTU SISA' untuk anak; anak belum menjadi PRIORITAS UTAMA kita. Nah,
alangkah baiknya jika orangtua secara KHUSUS dan SENGAJA MEMBAGI WAKTUNYA dalam
sehari, seminggu, sebulan dan setahun secara proporsional UNTUK KEPENTINGAN
ANAK, agar kebutuhan pertumbuhan fisik, emosional, sosial, intelektual dan
rohani anak bisa terpenuhi dan terjaga secara maksimal.
Uniknya, karena menjadi orangtua profesional ini
adalah ‘PEKERJAAN LANGSUNG’ DARI TUHAN (amanah dari Tuhan) yang harus diemban
oleh orangtua, maka Tuhan akan memberikan imbalan berupa rezeki dan kepuasan
batin berupa 'cahaya' dari anak-anak yang lahir sebagai penyejuk mata/sumber kebahagiaan
bagi orangtuanya serta imbalan surga-Nya bagi para orangtua yang berhasil mendidik
anaknya menjadi anak-anak yang baik dan berbakti kepada orangtuanya serta menjadi
anak-anak yang bisa bermanfaat bagi banyak orang. Semoga. * (WONN)
Comments
Post a Comment