Resolusi Tahun Baru? (Bagian 2)
Halo,
apa kabar? Sudah membuat resolusi memasuki tahun yang baru? Jadi, sebuah
rancangan resolusi yang baik adalah resolusi yang bisa mengantarkan kita pada
cita-cita/visi hidup kita, tahap demi tahap. Semisal, ada seorang yang
mempunyai cita-cita/visi hidup: dalam 3 tahun ke depan ia mempunyai visi untuk
membuat/mendirikan beberapa bisnis toko online, mulai dari bisnis makanan,
pakaian, sepatu, perhiasan, bahkan bisnis online di bidang transportasi. Ingat
pembahasan sebelumnya, ketika kita membuat resolusi, maka resolusi kita adalah
resolusi yang benar-benar kita “butuhkan”. Kenapa harus demikian? Agar dalam
menjalankan resolusi, kita mempunya energi pendorong yang besar. Semuanya untuk
mencapai visi hidup kita tadi.
Di
samping itu, sebuah resolusi yang baik juga perlu memerhatikan “value of life” kita. Mungkin selama
ini “value of life” yang kita junjung adalah “value” yang melulu mengandung prisip-prinsip
negatif dan pola pikir negatif yang tanpa kita sadari telah diwariskan di dalam
keluarga, lingkungan maupun sekolah. Olehnya, “value-value” negatif tersebut
bisa kita ubah menjadi “value-value” positif, sehingga pencapaian target dan
visi hidup kita semakin mudah karena alam semesta pun ikut mendukung
usaha-usaha kita. “Value-value” positif ini bisa berupa integritas yang tinggi,
nilai kejujuran, kebaikan-kebaikan yang kita tebar sebanyak-banyaknya yang kita
bisa, dll.
Selain itu juga, resolusi yang baik perlu
mengikuti “passion” kita. Kenapa
kita perlu mengikuti “passion”? Karena sesuatu
yang dikerjakan adalah hal-hal yang sangat kita sukai, maka semua yang kita targetkan
bisa kita lakukan selama berjam-jam tanpa merasakan kelelahan. Passion juga adalah dimana kita akan
mengorbankan segala hal untuk mencapai hal-hal yang kita usahakan sehingga
dalam mengerjakan segala sesuatunya, kita mengerjakannya dengan ikhlas, tanpa
paksaan, dan merupakan suatu bentuk panggilan dari alam bawah sadar yang bisa
membantu kita secara otomatis untuk menyelesaikannya dengan baik dan sukses.
1. “Be”. Dalam membuat
resolusi, pikirkanlah kualitas hidup seperti apa yang bisa kita capai secara
maksimal di masa depan. Katakanlah dengan visi hidup mengembangkan beberapa bisnis
toko online, maka di masa depan kualitas hidup kita pun semakin baik dan berkembang.
Misalnya, kita bisa lebih leluasa mengatur waktu karena “I am my own boss”;
penghasilan yang semakin meningkat sehingga kita bisa memulai hidup
berkeluarga, membantu keluarga besar yang membutuhkan, bahkan kita bisa
mendirikan sebuah lembaga/yayasan yang bisa membantu lebih banyak orang secara
berkesinambungan; dll. Dengan demikian, dari hari ke hari, hidup kita semakin
baik, berkah, dan juga bahagia.
2. “Action”. Untuk
mencapai segala sesuatu tentu dibutuhkan tindakan-tindakan nyata yang
mengarahkan kita kepada terwujudnya cita-cita/visi hidup kita. Aksi-aksi kita
ini bisa dibuat menjadi sebuah “To-Do list” agar lebih mengarahkan
langkah-langkah apa yang harus dilakukan. Disarankan untuk menyusun “to-do list”
ini dari bawah ke atas. Aksi-aksi ini biasanya berhubungan dengan pendidikan
apa yang harus ditempuh untuk mengantarkan kita pada cita-cita kita;
kursus-kursus apa yang perlu kita ambil; bagaimana mulai membangun “networking”;
bacaan atau buku-buku apa saja yang bisa kita baca; atau usaha-usaha apa yang
perlu dilakukan agar kita bisa mewujudkan cita-cita/visi hidup kita tersebut; dll.
3. “Have”. Bagian
ini berhubungan dengan materi. Pencapaian materi di masa depan bukan hal yang
berlebihan untuk diraih, namun bukan juga hal yang utama. Kita bisa
mencanangkan bahwa dengan resolusi yang kita buat, kita bisa memiliki penghasilan
dan juga berupa materi lain, seperti lahan/tanah, kendaraan, aset dan tabungan
yang bisa kita gunakan untuk menghidupi kehidupan pribadi maupun untuk
mengembangkan bisnis kita di masa-masa yang akan datang.* (WONN) (Bersambung)
*Disarikan
dan diedit dari berbagai sumber.
Comments
Post a Comment