Resolusi Tahun Baru?


Sudah membuat resolusi untuk tahun baru? Saat ini adalah momentum yang pas, bukan? Kalau belum, pastinya belum terlambat untuk membuatnya sekarang. Dan kalau pun sudah membuatnya, tidak ada salahnya untuk meninjau kembali apakah resolusi yang kita buat akan menjadi resolusi yang membantu kita semakin bertumbuh? Menjadi resolusi yang semakin mengokohkan cita-cita/visi hidup kita?

Apa sih resolusi itu? Resolusi adalah sebuah komitmen untuk mencapai target-target tertentu yang kita tetapkan untuk mencapainya dalam satu masa tertentu. Bisa 1 tahunan, 2 tahunan, atau misalnya untuk periode 5 tahunan. Biasanya orang membuat resolusi di setiap akhir tahun/awal tahun baru untuk memudahkan dalam mengambil langkah dan menyelesaikan target-target ‘kecil’ di tahun yang akan/sedang berjalan. Ya, dengan jalan ini, lebih memudahkan kita dalam mencapai keseluruhan target yang kita canangkan. 

Namun, kadangkala, di tengah perjalanan mendadak kita kehilangan semangat untuk menjalani resolusi yang sudah kita tetapkan! Kira-kira apa ya penyebabnya? Ada beberapa alasan yang mungkin:

1.    Saat menyusunnya, kita lebih mendasarkan resolusi kita pada apa yang kita INGINKAN, bukan pada apa yang kita BUTUHKAN. Jadi bedakan kedua macam hal ini. Resolusi yang baik haruslah sesuatu yang kita BUTUHKAN. Sesuatu yang menuntun kita pada cita-cita/visi hidup kita, bukan pada hal-hal yang berbau materi semata, semisal, ingin punya motor baru, ingin punya mobil baru, ingin bisa keliling Asia/Eropa, dll.
2.    Konsekuensi dari no. 1 ini, saat apa yang sudah kita INGINKAN tadi tidak tercapai, kita lantas jadi bersikap tenang saja dan berharap resolusi yang tidak tercapai itu bisa dicanangkan lagi di tahun yang akan datang. Misalnya, kita mencanangkan ingin punya sepeda motor dalam jangka waktu 1 tahun, namun karena sesuatu dan lain hal, kita tidak jadi membelinya. Nah, kita akhirnya berpikir bahwa tak mengapa tak memilikinya tahun ini, toh bisa buat resolusi yang sama lagi di tahun depan!
3.    Lalu konsekuensi dari no. 2 berlanjut pada sikap kita yang memandang resolusi tidaklah penting untuk dibuat.
4.    Konsekuensi berikutnya dari no. 3, akhirnya kita tidak percaya dengan adanya resolusi dan tidak pernah membuat resolusi lagi!

Konsekuensi dari keempat poin di atas jika digabungkan, kita akan semakin stag; tidak berkembang. Tahun demi tahun berlalu, ternyata tidak banyak kemajuan dan pertumbuhan diri kita yang kita rasakan. Bahkan akan tertinggal dengan teman-teman kita yang terus bertumbuh. Akhirnya hati akan gelisah hingga akhirnya tidak terasa tiba di masa tua kelak. Semoga tidak terjadi yang demikian, ya.* (WONN) (Bersambung)

*Diambil dan diedit dari berbagai sumber.

Comments

Popular posts from this blog

The Importance of Reading: Japanese Reading Habits

Saat-Saat Tertawa Bersama Ayah