"Karir Saya adalah Keluarga..."


Sangat menarik mencermati salah satu pernyataan dari Pak Mario Teguh di atas, “Karir Saya adalah Keluarga...” Meskipun belum mendengar penjelasan langsung dari beliau tentang hal ini, namun saya sedikit tergelitik untuk membahasnya (secara singkat saja).

Kalau dulu kita pernah menyaksikan acara motivasi di Metro TV yang bertajuk “Golden Ways” dan juga acara “The Golden Ways” di Kompas TV, maka tentu saja nama Mario Teguh sudah tidak asing lagi bagi kita. Ya, beliau adalah seorang motivator nasional dan seorang CEO perusahaan konsultan bisnis. Saya sendiri sudah pernah berkesempatan bertemu langsung dengan beliau ketika menghadiri acara Tapping TV Show (Golden Ways) di Grand Studio Metro TV di Jakarta. Wah, waktu itu rasanya senang sekali bisa bertatap muka dengan beliau dan juga sempat mengajukan beberapa pertanyaan serta sempat diwawancarai untuk dimunculkan di akhir acara program tersebut sebagai peserta yang memberikan testimoni acara beliau.

Ya, di acara tapping sehari penuh sebanyak 3 episode itu, saya selalu mencermati Pak Mario ketika bersama istrinya yang menemani beliau bekerja: bagaimana mereka berdua berinteraksi (meski saya hanya bisa melihat mereka dari jarak yang tidak begitu dekat), bagaimana mereka saling berbicara serta bagaimana ketika mereka berjalan beriringan dengan selalu bergandengan tangan meski masih berada di dalam studio stasiun televisi. Pernyataan Pak Mario Teguh yakni, “Karir Saya adalah Keluarga” jelas sekali terlihat dalam 'penampilan' Pak Mario dalam setiap kesempatan bersama istri beliau saat itu (dan pasti juga dalam kesempatan lainnya, bukan? Terlepas dari ‘kasus’ yang sempat menerpa beliau di tahun 2016 lalu).

Nah, berikut ini saya akan sedikit menuliskan ulang sebuah tulisan yang ditulis oleh Ibu Linna Teguh (istri Pak Mario Teguh) di sebuah blog yang saya baca beberapa waktu yang lalu. Di situ Ibu Linna menuliskan tulisan yang cukup panjang, namun ada beberapa kalimat yang menurut saya sangat mengesankan. Beliau menulis kurang lebih sebagai berikut:
"...selama 15 tahun berumah tangga dengan Pak Mario tidak ada satu malam pun yang terlewati tanpa bersama beliau, kecuali satu malam saja dimana saat itu anak kami sedang dirawat di rumah sakit dan tidak ada yang menungguinya. Sedangkan Pak Mario harus mengisi sebuah acara yang sudah terjadwal. Jadilah saya yang menunggui anak kami di rumah sakit. Namun, hanya satu malam itu saja saya tidak bisa bersama Pak Mario. Selebihnya, di mana Pak Mario berada, baik beliau di rumah atau sedang bekerja, di situ pula saya akan ada mendampingi beliau... "

Bagaimana dengan interaksi Pak Mario dengan anak-anak dan seluruh keluarganya? Tentu kita sudah bisa menebaknya pula, kan? Bagi Pak Mario Teguh, seluruh karir yang telah dan sedang digelutinya adalah semuanya berpusat pada keluarga. Semua urusan dan pekerjaan apa pun akan kembali bermuara kepada keluarga. Jadi bisa dikatakan bahwa karir beliau yang utama adalah KELUARGA. Artinya, karir jangan sampai mengesampingkan keluarga; karir dan keluarga menyatu dalam satu kesatuan yang utuh. Apalah arti sebuah karir yang baik dan cemerlang di ruang publik jika keluarga sebagai bagian utama kehidupan kita berantakan dan hancur karenanya, kan? Lalu, bagaimana dengan kita? Mungkin sebagian kita berbeda filosofi tentang keluarga dan kehidupan seperti yang diemban oleh beliau di atas. Namun, contoh yang diberikan Pak Mario Teguh dan keluarganya setidaknya menggugah dan menginspirasi kita, ya?* (WONN)

Comments

Popular posts from this blog

The Importance of Reading: Japanese Reading Habits

Saat-Saat Tertawa Bersama Ayah